July 07, 2014

Pengganggu


Hai.

Jadi ceritanya, gue (entah mengapa) tahun ini ikut Semester Alih Tahun atau Semester Antara (semacam semester pendek) di kampus. Gue, sampe detik ini, masih ngerasa kalo keputusan gue ini bodoh. Liburanku yang berharga dan penuh kebahagiaan telah lenyap. Lebih lagi, bulan puasa di Jatinangor berarti nggak ada yang jualan makanan dari pagi sampe jam empat atau lima sore. Oke, ada sih. Tapi cuma si gaul Jatos yang paling murahnya KFC. Hfffft. (Btw, di Jatos sekarang ada Pizza Hut!)

Untunglah, gue cuma kuliah hari Selasa dan Kamis. Jadi, gue bisa pergi me-Nangor hari Senin dan kembali ke paribaan ibu kota di hari Kamis. Jadilah gue mendapatkan liburan di hari Jumat sampe Minggu.
Nah, sialnya, udah cuma punya waktu libur segitu, salah satu hari Jumat gue yang cukup berharga untuk meredakan pegal-pegal di Primajasa pada hari sebelumnya diganggu oleh kehadiran penipu. Jadilah gue tergerak untuk menceritakan hal itu, supaya si penipu nggak bisa nipu siapa-siapa lagi, terutama temen-temen pembaca sekalian.

Kronologis:

Jam 12:15, saat mata gue hampir saja tertutup untuk tidur siang, tiba-tiba hape berbunyi, dari nomor tidak dikenal yaitu +62852676166XX. Permulaannya aja udah kampret, kan. Padahal sedikit lagi gue bisa tidur. Gue mengangkat telepon itu karena emang contact di hape gue nggak lengkap. Siapa tau itu keluarga atau temen gue. Ternyata bukan. Seseorang yang gue lupa namanya (sebut saja Zonk) tau-tau mengucapkan selamat. Katanya, gue menang sepuluh juta dari **** yang bekerjasama dengan Bank ****. Gue udah merasa itu bohong, tapi gue masih pengen ngeladenin. Jadilah..

"Halo."
"Selamat siang, Ibu. Dengan Ibu siapa saya berbicara?"
"Evita."
"Saya Zonk dari ****. Selamat ya, Bu, Anda dapat sepuluh juta!!"
"Apa iya?" (dengan suara berat yang bete karena ngantuk)
"Betul, Bu. Baru saja semalam ada rapat tahunan yang memutuskan Ibu menjadi orang beruntung yang mendapatkan sepuluh juta."
"Dari mana saya bisa tau ini bener?"
"Astagfirullahaladzim, saya, Zonk, adalah orang yang tidak akan pernah menipu siapapun. Apa Ibu merasa saya menipu? Demi Allah, Bu, ini benar."
"Yaudah mana sepuluh jutanya?"
"Cara untuk mendapat sepuluh juta ini adalah, Ibu tinggal menuju ATM terdekat. Telepon ini jangan diputus. Nanti saya akan memandu Ibu untuk mendapatkan sepuluh jutanya langsung." (aneh banget kan.........)
"Nanti aja ya saya lagi ada acara."
"Memangnya Ibu sedang sibuk sekali? Ini sepuluh juta loh, Bu. Sepuluh juta! Ibu sekarang langsung ke ATM saja. Tapi telepon ini jangan diputus ya, Bu."
"Di-hold boleh?"
"Astaga, jangan Ibu, nanti kalau Ibu kenapa-napa di perjalanan, saya yang dosa." (??????????)

Udah bosen, gue pun mematikan telepon dan berniat untuk tidur kembali. Sialnya.........

Si Zonk nelepon mulu! Mungkin dia nggak rela pulsanya yang udah kepake beberapa menit nggak berbuah apa-apa. Untunglah di hape gue, ada fasilitas Call rejection. Demikian cara mengaktifkan fasilitas itu (beserta screenshot):

  1. Masuk ke Settings, pilih tab My Device.
  2. Pilih opsi Call.
  3. Pilih opsi Call rejection.
  4. Pilih opsi Auto reject list.
  5. Pilih Create, lalu ketikkan nomor yang mau di Auto-reject.
Endingnya, karena iba sama si Zonk yang gagal nipu, gue pun mengirimi SMS dengan kata-kata sok baik.

.
Setelah menceritakan kejadian tersebut ke orang tua, gue dimarahin. Harusnya gue langsung matiin hape sesaat setelah si Zonk mulai ngomong. Soalnya, ada banyak oknum yang bisa melakukan hipnotis lewat telepon. Kalo aja gue nekat ke ATM sambil tetep teleponan sama Zonk, bisa aja saldo gue yang sedikit itu jadi makin sedikit. :-(

Jadi, gue saranin, jangan pernah meniru kelakuan bego gue. Jangan-jangan gue tetep ngeladenin si Zonk aja udah termasuk kena hipnotis? Entahlah. Kalopun elo suatu hari mendapat telepon yang bernada sama, sebaiknya elo bertanya ke Call Center dari merk yang disebutkan si penelepon. Atau, coba aja, kalo elo pengen coba-coba karena saldo di ATM lo emang kosong (jadi untung-untungan, gitu, soalnya nothing to lose juga)... tapi nggak gue sarankan sih.