October 17, 2014

Parting Ways


"You will be shocked, kids, when you discover how easy it is in life to part ways with people forever. That's why when you find someone you want to keep around, you do something about it."

-Ted Mosby

September 15, 2014

Makan-makan



Beberapa waktu yang lalu, gue dan temen-temen gue bertandang ke Bandung, lebih tepatnya PVJ. Btw, PVJ penuh banget! Padahal gue dan temen-temen nyampe di sana sekitar jam 3an di hari kerja, tapi kami harus muter-muterin tempat parkir sampe lebih dari lima kali buat dapet parkir..


(Note: Khusus di post ini, gue akan mencoba niruin gayanya food blogger yang lagi banyak bermunculan. Kalo gue punya niat yang cukup untuk mengambil foto dari tiap makanan yang akan gue cerna, mudah-mudahan akan ada post a la food blogger selanjutnya. Doain aja.)

Awalnya kami sempet bingung mau makan dimana, awalnya mau Sushi Tei, eh baru sadar di PVJ nggak ada. Huft. Lalu kami hampir aja makan di Sushi Groove, saat kami tiba-tiba jadi sepakat untuk makan di Pizza é Birra (gak nyambung banget..).


Berhubung ternyata gue adalah satu-satunya yang kelaperan, maka gue memutuskan untuk makan makanan berat. Makanan yang gue pesen adalah Chicken Mushroom Cream, dada ayam fillet yang diselimuti saus mushroom creamy. Lumayan enak sih, sealiran sama fettucini carbonara gitu, jadi cocok di lidah gue yang doyan saus creamy. Dada ayamnya ada tiga potong, dan ukurannya nggak terlalu kecil (Alhamdu? Lilaah~). Gue yang kalo makan seabrek-abrek ini merasa cukup kenyang. Tapi, kalo lo kurang suka rasa garlic, sebaiknya jangan mesen ini. Soalnya, menurut gue, garlic-nya berasa banget. Kekurangan dari makanan ini adalah rasanya yang bisa dibilang ngebosenin. Kalo fettucini carbonara, kan, biasanya ada pasta, beef, dan keju, baru diselimuti saus creamy. Nah, kalo ini, cuma dada ayam sama saus creamy aja. Minuman yang gue pesen adalah Caramel Latte. Standar caramel latte lah, rasanya. Berhubung gue anak kosan teladan (APANYA), gue beli dessert di BreadTalk aja, deh.

Nah, di foto ada makanan lain, kan? Biar gue jelaskan. Temen-temen gue tidak selapar gue untuk memesan makanan berat, jadi mereka cuma ngemil-ngemil cantik (atau sok cantik? :p) gitu deh. Di foto ada Black Eyed Peas, Smash’n Oreo Cheesecake, dan Cheesecake Royale. Gue sempet nyobain yang Black Eyed Peas, dan rasanya cokelat banget. Maksudnya, cokelatnya pekat banget di lidah. Yang lainnya gue nggak nyobain. #SokSokanFoodBloggerTapiGagal HUFT.

Soal harga, makan di tempat ini emang muahaaal (versi anak kos) dan/atau mahal (versi anak kos baru dapet uang bulanan). Gue cuma mesen ayam dan latte aja, udah seratus ribu lebih. Temen-temen gue yang cuma mesen dessert dan minuman rata-rata delapan puluh ribu. Kalo dikalkulasikan ke dalam perhitungan anggaran rumah tangga anak kos, itu kan kayak buat makan berhari-hari.. Mungkin kalo lo mau mesen full set (appetizer-main course-dessert-minuman), perlu biaya kurang lebih dua ratus lima puluh ribu. HUFT lagi.



Dari segi tempat, tempatnya enak, kok. Nyaman dan lumayan bagus buat foto-foto. Pelayanannya juga ramah. Yang ngebetein adalah: wifi-nya konek ke hape gue, tapi nggak bisa dipake internetan. Entahlah.

Sekarang gue sedang mencoba bertahan hidup di tengah deraan uang makan bulanan yang sudah mau habis. *nyeduh indomie*

Dah.

July 07, 2014

Pengganggu


Hai.

Jadi ceritanya, gue (entah mengapa) tahun ini ikut Semester Alih Tahun atau Semester Antara (semacam semester pendek) di kampus. Gue, sampe detik ini, masih ngerasa kalo keputusan gue ini bodoh. Liburanku yang berharga dan penuh kebahagiaan telah lenyap. Lebih lagi, bulan puasa di Jatinangor berarti nggak ada yang jualan makanan dari pagi sampe jam empat atau lima sore. Oke, ada sih. Tapi cuma si gaul Jatos yang paling murahnya KFC. Hfffft. (Btw, di Jatos sekarang ada Pizza Hut!)

Untunglah, gue cuma kuliah hari Selasa dan Kamis. Jadi, gue bisa pergi me-Nangor hari Senin dan kembali ke paribaan ibu kota di hari Kamis. Jadilah gue mendapatkan liburan di hari Jumat sampe Minggu.
Nah, sialnya, udah cuma punya waktu libur segitu, salah satu hari Jumat gue yang cukup berharga untuk meredakan pegal-pegal di Primajasa pada hari sebelumnya diganggu oleh kehadiran penipu. Jadilah gue tergerak untuk menceritakan hal itu, supaya si penipu nggak bisa nipu siapa-siapa lagi, terutama temen-temen pembaca sekalian.

Kronologis:

Jam 12:15, saat mata gue hampir saja tertutup untuk tidur siang, tiba-tiba hape berbunyi, dari nomor tidak dikenal yaitu +62852676166XX. Permulaannya aja udah kampret, kan. Padahal sedikit lagi gue bisa tidur. Gue mengangkat telepon itu karena emang contact di hape gue nggak lengkap. Siapa tau itu keluarga atau temen gue. Ternyata bukan. Seseorang yang gue lupa namanya (sebut saja Zonk) tau-tau mengucapkan selamat. Katanya, gue menang sepuluh juta dari **** yang bekerjasama dengan Bank ****. Gue udah merasa itu bohong, tapi gue masih pengen ngeladenin. Jadilah..

"Halo."
"Selamat siang, Ibu. Dengan Ibu siapa saya berbicara?"
"Evita."
"Saya Zonk dari ****. Selamat ya, Bu, Anda dapat sepuluh juta!!"
"Apa iya?" (dengan suara berat yang bete karena ngantuk)
"Betul, Bu. Baru saja semalam ada rapat tahunan yang memutuskan Ibu menjadi orang beruntung yang mendapatkan sepuluh juta."
"Dari mana saya bisa tau ini bener?"
"Astagfirullahaladzim, saya, Zonk, adalah orang yang tidak akan pernah menipu siapapun. Apa Ibu merasa saya menipu? Demi Allah, Bu, ini benar."
"Yaudah mana sepuluh jutanya?"
"Cara untuk mendapat sepuluh juta ini adalah, Ibu tinggal menuju ATM terdekat. Telepon ini jangan diputus. Nanti saya akan memandu Ibu untuk mendapatkan sepuluh jutanya langsung." (aneh banget kan.........)
"Nanti aja ya saya lagi ada acara."
"Memangnya Ibu sedang sibuk sekali? Ini sepuluh juta loh, Bu. Sepuluh juta! Ibu sekarang langsung ke ATM saja. Tapi telepon ini jangan diputus ya, Bu."
"Di-hold boleh?"
"Astaga, jangan Ibu, nanti kalau Ibu kenapa-napa di perjalanan, saya yang dosa." (??????????)

Udah bosen, gue pun mematikan telepon dan berniat untuk tidur kembali. Sialnya.........

Si Zonk nelepon mulu! Mungkin dia nggak rela pulsanya yang udah kepake beberapa menit nggak berbuah apa-apa. Untunglah di hape gue, ada fasilitas Call rejection. Demikian cara mengaktifkan fasilitas itu (beserta screenshot):

  1. Masuk ke Settings, pilih tab My Device.
  2. Pilih opsi Call.
  3. Pilih opsi Call rejection.
  4. Pilih opsi Auto reject list.
  5. Pilih Create, lalu ketikkan nomor yang mau di Auto-reject.
Endingnya, karena iba sama si Zonk yang gagal nipu, gue pun mengirimi SMS dengan kata-kata sok baik.

.
Setelah menceritakan kejadian tersebut ke orang tua, gue dimarahin. Harusnya gue langsung matiin hape sesaat setelah si Zonk mulai ngomong. Soalnya, ada banyak oknum yang bisa melakukan hipnotis lewat telepon. Kalo aja gue nekat ke ATM sambil tetep teleponan sama Zonk, bisa aja saldo gue yang sedikit itu jadi makin sedikit. :-(

Jadi, gue saranin, jangan pernah meniru kelakuan bego gue. Jangan-jangan gue tetep ngeladenin si Zonk aja udah termasuk kena hipnotis? Entahlah. Kalopun elo suatu hari mendapat telepon yang bernada sama, sebaiknya elo bertanya ke Call Center dari merk yang disebutkan si penelepon. Atau, coba aja, kalo elo pengen coba-coba karena saldo di ATM lo emang kosong (jadi untung-untungan, gitu, soalnya nothing to lose juga)... tapi nggak gue sarankan sih.

April 25, 2014

Pancake with Cheese & Oreo

I have never failed to make pancakes, even in my first attempt. They are very easy to make! My 11 year-old cousin once asked me to guide her in making pancakes and it came to a success. Last month, my mother bought a mini pan at Ace Hardware and it's a perfect pan to make pancake. It's nice to know that my future pancakes will have good shape and not irregular shape like the previous pancakes. (tears streaming..)

That's why now I have a little bit confidence to show the pancake here in my blog. Muehehehe.

INGREDIENTS:
  • Flour; 100 g.
  • Full cream milk; 150 ml.
  • An egg.
  • Baking powder; half teaspoon.
  • Salt; in a really small amount.
  • Margarine.
  • Cheese and Oreo. (you can change them into your own favorite topping)
HOW TO:
  1. Separate the egg yolk from the egg white.
  2. Stir the egg white continuously until it becomes foamy.
  3. Mix the flour, milk, egg yolk, baking powder and salt. If you don't want to bother yourself by using mixer, use a big spoon instead; it works.
  4. Pour the foamy egg white into the mixture in step #3 and mix them properly, little by little. If you pour all at once, at some case, the texture will be uneven.
  5. If the dough has been mixed entirely, it is ready to have its 'transformation' to be pancakes!
  6. Don't forget the cheese. You can grate it, but if you cut it cube-shaped, it will be more tasty.
  7. Take 5 pieces of Oreo, remember that we ONLY use the biscuits. Make them into Oreo crumbles. This part is the easiest part, you can let your little sister or brother help.
  8. Here comes the cooking part. Melt the margarine on your pan, make sure the fire is the smallest that your stove could. You don't want your pancakes to be scorched, do you?
  9. Pour some of the dough to the pan, add some of the cheese and the Oreo crumbles on the top of it when it is still 'watery'.
  10. Wait until it is not 'watery' anymore, and then flip it to make sure it is well-done. Move it to your plate.
  11. Do the step #8, #9 and #10 until you run out of dough.
  12. Your pancakes are ready!

Isn't it simple? The picture above is my brother's hands carrying a plate full of pancakes. (He helped me in making the Oreo crumbles and in eating the pancakes..) I cut the cheese cube-shaped and some of them were melted. (Well, my tummy is craving for melted cheese and pizza right now at kosan.. damn it, Nangor! Why don't you have Domino's Pizza outlet?!)

I hope this post is helpful for you, people who stop at this post in their confusion about making pancakes. Muehehe.
See you in next post!

March 03, 2014

Where Have You Been? #4

Kata orang, Februari adalah bulan penuh cinta. Bagi gue, ini adalah another bulan kampret di post bersambung ini. Banjir lagi, guys! Yaaaaaaaay :-))))))))))) (udah terlalu stres)

Gue yakin alam punya cara tersendiri untuk 'berinteraksi' dengan manusia. Banjir ini, contohnya, adalah kode yang diberikan alam kepada gue sekeluarga untuk segera pindah meninggalkan rumah kami yang sekarang ini menuju tempat yang lebih baik tinggi. YA. PINDAH KE PUNCAK MOUNT EVEREST BIAR GAK KEBANJIRAN LAGI. (aku trauma, Kakak) Atau, ninggiin rumah. Tapi, semuanya terserah Tuhan saja, aku pasrah.

Beres-beres rumah yang kotornya gila-gilaan setelah digenangi air berhari-hari itu... capek. Mana tega gue ngebiarin Ibu, Bapak, dan Adik membersihkan rumah bertiga saja? Maka dari itu gue membatalkan perwalian yang seharusnya gue hadiri di Jatinangor. Gue memang anak berbakti.

Beberapa hari berselang dari acara bersih-bersih rumah, gue harus kembali ke kehidupan kosan yang pahit pada tanggal 16 Februari, dianterin sama Ibu, Bapak, dan Adik karena kabarnya terminal Lebak Bulus sudah ditutup dan gue kehilangan Primajasa yang dulu selalu ada di sana. :'(

Setelah itu, ya gitu deh. Kuliah lagi. Begadang lagi. Makan cuma kalo laper lagi. Mandi cuma kalo bau atau gatelnya udah gak tertahankan lagi. Dan doa meminta cepet liburan LAGI.

Ini adalah akhir dari rentetan post bersambung pertama gue yang gue buat untuk menjelaskan kenapa gue gak ngeblog 4 bulan terakhir ini. Mihihi. Maap yak, mudah-mudahan mulai bulan Maret ini gue bakal jadi blogger yang kembali ke jalan yang lurus.

See you soon!



Where Have You Been? #3

SELAMAT TAHUN DUA RIBU EMPAT BELAS! (Telat banget, Vit.)

Tahun baruan kemarin, gue gak liburan. Sedih. Gue melewatkan detik-detik pertama tahun 2014 di rumah Nenek gue, bareng adik gue (lagi-lagi dia) dan adik sepupu gue. Bertiga, kami menonton apa saja—mulai dari TV, petasan, hingga bayangan kami sendiri. Ya, seru lah. (menghibur diri)

Bulan Januari kemarin, gue full libur. Yeaaaaah. Kerjaan gue? Makan, tidur, nonton TV, main hape, ditambah ngungsi dan beres-beres. NGUNGSI DAN BERES-BERES? Iya. Rumah gue kebanjiran. Rumah gue memang jadi rawan banjir karena posisi tanah komplek perumahan gue itu dikelilingi oleh perumahan-perumahan lain yang lebih tinggi. Jadi, ya, udah gak bisa nolak, lebih baik terima aja dengan lapang dada sambil bermain air banjir. Air mulai mengepung rumah pada tanggal 17 Januari 2014 dan lumayan lama surutnya.

Selama mengungsi, kerjaan gue ya.. makan, tidur, nonton TV, main hape. Sama aja. Selain itu? Gue ketemuan dengan beberapa kerabat SMA, semacem reunian. Kami mengunjungi gedung sekolah kami yang... gak ada kemajuannya. Masa gedungnya udah dicat tapi masih rombeng sana-sini? That building deserves a wrecking ball.

Jadi, ya.. gitu deh. Liburan kali ini gak begitu kerasa. T_T




<< Prev Part    |    Next Part >>

Where Have You Been? #2

Bulan Desember adalah bulan yang paling asik. Liburan di bulan ini sifatnya absolut (Natal dan tahun baru, of course!). Pada bulan Desember tahun 2013, gue berulang tahun lagi (lagi?). Umur gue sekarang adalah akhir dari fase 'belasan'. Setelah ini gue akan memasuki fase 'puluhan'. Serem..

There was nothing so-called-special in my 2013 age-changing. Emak-Bapak serta Adik tidak turut serta meramaikan seperti halnya tahun 2012 (even they later threw me a late surprise at home). Selain itu, pada hari yang sama gue harus menjalankan UAS pagi-pagi. UASnya susah pula. Huft banget.

Gue beli hape baru; Galaxy Mega. Awalnya mau beli iPhone tapi kalo gue bandingin speknya sih, gak terlalu beda. Hape baru gue ini gedeeee, 5.8 inches, susah dikantongin. Kayak di film-film Korea, ya? Kan hapenya pada gede-gede, tuh. Atau kayak di Masterchef? Itu loh, tempat motong-motong bahan makanan. Krik. Oke. Bye.

Ada juga satu mata kuliah yang mengganggu liburan dengan UAS tanggal 30 Desember. Tanggal segitu kan harusnya udah berbahagia liburan T_T untunglah Evan mengunjungi kosan dan menginap di sana sampai UAS kampret itu selesai (gak untung-untung banget sih, soalnya selama si gendut itu di kosan, kerjaannya kalo gak makan, ya jajan ...pake duit gue). Yay! Setelah ngarang UAS selesai, beres-beres kosan selesai dan makan selesai (tentu saja si gendut minta makan dulu), pada jam 3 sore kami bersama-sama menuju Cileunyi. Kampretnya, ternyata Cileunyi rame, sob. Primajasa yang kami nanti-nantikan selalu penuh. Kemudian muncul sebuah ide (yang ujung-ujungnya akan gue sesali- spoiler!) di otak gue: "Kenapa gak naik bis kosong yang ngetem aja?".

Adik gue yang tidak tahu apa-apa soal per-bis-an, nurut-nurut aja. Gue kira bis ini lebih murah dari Primajasa, tapi ternyata enggak. 70ribu berdua. Kami menghirup udara segar (ya, bis ini tidak ber-AC) dan merasa bahagia pada awal perjalanan. Hingga akhirnya.. rute bis mulai berubah. Bis itu keluar tol dan gak masuk-masuk lagi. Gue mulai khawatir, seinget gue bis-bis model gini emang keluar tol, tapi nantinya bakal masuk lagi ke tol Cipularang. Tapi ternyata bis kali ini enggak. Bis ini membawa gue dan adik gue melalui jalanan perbukitan berkelok-kelok yang bikin pusing dan pengen muntah. GAK TAUNYA BIS INI RUTENYA LEWATIN PUNCAK DONG! Ya, bayangin aja gimana macetnya Puncak di tanggal 30 Desember. :-)

Setelah tujuh jam lebih di dalam bis (kalo naik Primajasa, cuma 3-4 jam..), sampailah kami di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Terminal ini letaknya di ujung timur Jakarta, sementara rumah gue di ujung barat Jakarta—JAUH! Menunggu dijemput Bokap di terminal pada jam 10 malam lewat terdengar kurang aman, maka akhirnya gue dan adik gue naik taksi. 200ribu sampe rumah. Jam 11 malam lewat, barulah kami sampai di rumah. Ini adalah perjalanan paling ngenes sepanjang sejarah gue ngekos. Gue bertekad tidak akan pernah naik bis itu lagi!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Tanda seru (bukannya 'titik' lagi)!

Maafkan aku yang pernah mencoba selingkuh darimu, Primajasa. Aku takkan berbuat begitu lagi.



<< Prev Part    |    Next Part >>

February 25, 2014

Where Have You Been? #1



Gue gak suka bulan November. Kalender di bulan ini biasanya cuma merah di hari Minggu. GAK ADA LIBURNYA! Pfft. Bulan November juga ngelama-lamain buat nyampe akhir tahun. Kampret kan? Lagian, selama November 2013, Jatinangor ujan di hampir setiap sore. Dobel kampret, sepatu yang gue pake kuliah jadi basah melulu. Tripel kampret, jemuran gue keringnya lama dan jadi bau.

Ngapain aja ya gue selama bulan November 2013? ...ya, gitu deh. Gak ada yang menarik untuk diinget, sih. Cuma bulan kuliah biasa yang pengen cepet-cepet gue skip langsung ke UAS biar cepet libur. Bulan Desember dengan UAS serta libur Natal + tahun barunya sounds much more appealing dibandingkan dengan the flat November.

Yang bisa diinget dari bulan ini malah pengalaman sial gue. Nyasar di Jakarta—di kota kelahiran sendiri. Jadi, gue naik bis dari Cileunyi menuju Jakarta. Tapi bis itu gak berhenti di tempat pemberhentian yang tertera di kacanya—Lebak Bulus. Bis laknat itu malah membawa gue ke tempat yang gue sama sekali gak tau. Untunglah terlihat halte Transjakarta di kejauhan. Tapi bis ke arah Grogol gak nongol-nongol......... sekalinya nongol, penuh. Gue berdiri sekitar 45 menit sampai akhirnya dapet bangku. Baru duduk lima menit, eh ada embak-embak bawa anak. No one cared. All the embak-embak(s) around me 'seemed' asleep (they're not actresses so it was easy to know..). Yaudah, gue ngalah. Pffft, sabar ya kaki. Malah anaknya gak lucu terus berisik, lagi. Bagi gue, anak kecil yang tidak lucu harus diam dan dilarang mengganggu. Kalo anak kecil lucu, mau ngapain aja terserah, gue nggak bakal terganggu. Beberapa halte selanjutnya, embak-embak itu mau turun. Gue lega dong, bisa duduk lagi. EH ADA EMBAK-EMBAK KAMPRET GENDUT DENGAN LINCAHNYA NYELIP DAN DUDUK DI TEMPAT ITU. Heran. Kenapa sih segendut-gendutnya embak-embak, kalo ngerebut tempat duduk tuh lihai banget? Dasar embak-embak jamban.

Tuh kan ngomongnya jadi jorok. Ya udah lah, lupakan saja November yang super duper kampret itu.