Intro: Ketiga? Lo jadi orang ketiga? Emang udah ngerasain jadi tokoh yang pertama? #heningpanjang #tolongvitinibukaninstagramjadigakusahpakehastag
Tons of sorry for being such an irresponsible blogger.
Oke, udah berapa bulan gue nggak berkoar-koar disini? Satu? Dua?
Tiga? Tolong jangan rajam aku..
Oh iya. Terima kasih ya buat siapapun yang mention, sms, bbm,
nanya langsung, ataupun nanya di dalem hati perihal mengapa blog ini gue
telantarkan berbulan-bulan. Aaaaah, I love you guys! Gue tau dalam lubuk hati
kalian yang terdalam, kalian merindukan tulisan gue. *buang ingus*
Udahlah ya, lupain aja. Poin yang terpenting adalah kehadiran gue
saat ini, bukan? *dihajar massa* Btw, selamat bulan September guys!
Sejak bulan lalu, gue resmi punya adik angkatan. Serem? Iya. Kayaknya baru aja
nyari-nyari kosan, eh tau-tau udah setahun mengembara di Jatinangor dan kosan
dipenuhi maba yang tidak seangkatan sama gue. Intinya: gue udah bukan maba, gue udah semester tiga. Selain punya adik
angkatan, gue juga lupa mengumumkan bahwa tahun ini gue kedatangan tiga orang
adik sepupu baru—satu cowok dan dua cewek. Those babies (Puji Tuhan) gak nangis kalo gue gendong. Bangganya.. Gendong bayi
itu enak, soalnya mereka itu wangi dan anget, kayak Dunkin Donuts baru dibeli. Yang
penting sih jangan gendong mereka saat mereka gak pake pampers.
Akhir-akhir ini otak gue emang lagi sulit dioperasikan, mungkin
karena liburan (yang kata orang-orang)
kepanjangan? Menurut gue pribadi, tidak
akan pernah ada liburan yang terlalu panjang. Gue mencintai liburan seperti
hutan mencintai hujan. Terutama saat gue udah merasakan hidup jauh di sebuah
‘pedalaman’ bernama Jatinangor. Sumpah, gue nggak tau apakah ada orang yang
pernah ngomong kayak gini, yang jelas kalo ada yang pernah ngomong, dia bener: You’ll never know what you have until you
don’t have it anymore. Ya, tapi gak bener 100% sih, bener 50% aja. Soalnya,
dari dulu, gue udah bersyukur bisa tinggal serumah dengan orang-orang yang
dipilihin Tuhan buat jadi keluarga gue. Cuma, setelah tinggal jauh dari mereka—I still have them, anyway—gue jadi
semakin bersyukur aja punya mereka. Gue bersyukur karena gue masih punya alasan
untuk pulang ke Jakarta. Gue bersyukur karena gue masih bisa ngerasain kayak
gimana rasanya kangen. Gue bersyukur karena gue masih punya orang-orang yang
memacu semangat gue untuk bikin mereka bersyukur juga karena mereka punya gue.
Jujur, gue sering ngerasa bersalah sama orang-orang yang gue
tinggalkan di rumah. Rumah pasti sepi atau mungkin rame karena mereka
berpesta merayakan kepergian gue? Ah gak mungkin. Apalagi buat adik gue,
gue sering ngerasa gak adil. Dulu, waktu gue seumuran dia, setiap gue bangun
tidur, selalu ada dia. Setiap gue pulang sekolah, selalu ada dia. Gue ngerasa
jahat karena sekarang, setiap dia bangun tidur, nggak selalu ada gue. Setiap
dia pulang sekolah, nggak selalu ada gue juga. Sedih.. Tapi biarpun begitu, gue
yakin, dengan adanya gue di tempat yang jauh dari dia saat ini, gue akan bisa
memberikan dia sesuatu yang ‘lebih’ daripada sekadar kehadiran gue disaat dia
bangun tidur atau pulang sekolah. Amin!
Buat
maba Unpad yang barangkali nyasar ke postingan entah berantah
ini; halo! Rame ya Jatinangor? Makanya doain gue cepet lulus dong, biar
paling
enggak oksigen di Nangor nggak habis karena jatah buat satu orang udah
nggak
diitung lagi berhubung orangnya pulang ke Jakarta. Muehehe. Buat
maba-maba lainnya, selamat datang di kehidupan perkuliahan. Sudah berapa
kali kalian berpikir pengen balik jadi anak SMA lagi?
Para maba menyerbu... (credit: PRABUnpad)
Makasih ya, buat siapapun yang dengan kehendaknya sendiri atau tidak (yang pasti dengan kehendak Tuhan), mampir dan baca-baca blog ini. Semoga gak nyesel dengan keputusan lo itu.
Pamit undur diri dulu. Sampai jumpa di cerita berikutnya, dimana
gue akan menceritakan beberapa film yang gue tonton belakangan ini
ditambah dua film yang baru 'akan' gue tonton. Jangan pernah lelah
menunggu post baru di sini ya.
No comments:
Post a Comment