Please say hello to Jatinangor; and goodbyeuntil we
meet again to Jakarta.
I left my hometown at 6 A.M. and arrived here at 10 A.M. by
car, also accompanied by my lovely family. After we had lunch together, they
should go back to Jakarta before noon—because traffic always happens in the
evening. So here I am, alone, far from the people I love—but still, near with
my loyal God. In a couple of hours, I have missed my home—where the people I
love live—already. But this is not a goodbye. This is until we meet again. I
promise, ASAP!
Gue bakal memulai studi di Universitas
Padjadjaran.......besok. Yak. BESOK. KULIAH PERDANA. Tentu saja bakal berbeda
180 derajat dari kehidupan perkuliahan yang ada di ftv-ftv.
Gak bakal ada; gue lagi jalan kaki, terus ketabrak mobil
mewah. Gue marah-marah, si pemilik mobil keluar—cowok cool. Tapi demi harga
diri gue bakal tetep marah. Tiba-tiba ternyata kita sekelas. Tiba-tiba ternyata
kita sekelompok. Dan banyak tiba-tiba lainnya, hingga 2 jam kemudian(as seen on tv) kita jadian. Gila banget.
Dan gak bakal ada; gue lagi lari-lari di koridor, tiba-tiba
nabrak seorang cowok yang bawa segunung buku. Gue bantuin dia mungutin bukunya,
terus gak sengaja tangan kita bersentuhan. Paling lama, 3 jam kemudian(again—as seen on tv) kita jadian. Gila
banget. Gila banget-bangetan.
Yang ada; gue bakal stres nyari kelas. Kelas aja gue belom
tau. Sumpah. Kenal temen sekelas aja, cuma kenal muka. Mampus. Double mampus.
Malah katanya ada kuliah umum di gedung rektorat, lah. Ini kenapa dunia tidak
semanis ftv sih??? Ditambah lagi, gue tidak dibekali sepeda motor kesayangan
gue(oke, sebenernya gak sayang-sayang
amat sih). Gue harus jalan kaki. IYA. JALAN KAKI. Terus naek angkot gratis/
odong-odongnya Unpad.
Pokoknya ada satu makna yang bisa diambil dari post yang
tidak berbenang merah ini. Ada satu. KULIAH PERDANA TERDENGAR SANGAT HOROR.
SANGAT-SANGAT HOROR. Gue cocoknya masih pake seragam putih abu-abu deh
kayaknya, duduk-duduk seenaknyamanis di koridor sekolah, ngerjain orang
yang lewat dengan bilang, “Woy! Seleting woy!”, tidak perlu tahu apa itu IPK,
SKS, KRS, HIV, AIDS, dan sebagainya.
Foto-foto
Foto-foto lagi
Foto-foto lagi-lagi
Tapi yang namanya waktu, ya nggak bakal bisa diulang. Yang
udah terjadi, pilihannya tinggal dua; diteruskan sebaik-baiknya sampe orang tua
bisa bangga, atau, ditinggalin dan nyusahin orang tua. Gue memutuskan pilihan
pertama lebih baik. Gak mungkin juga tiba-tiba seenak jidat gue bilang, “Gak
jadi kuliah di sini, ya,” hanya dengan alasan lemah, nggak bisa jauh dari
keluarga, padahal uang belasan juta rupiah—hasil keringat ortu—telah mereka investasikan
di sini, di tempat gue mencari bekal buat masa depan. #tsahh
Duh. Postnya makin ngalor-ngidul gini.
Dah! (kabur)
Waaaaaah ada foto akuuuuu :3
ReplyDeleteWaaaaaah ada foto kamu di blog akuuuuuu :3
DeleteWaaaaaaaaah...
Deleteparagraph terakhir ada kata-kata seenak JIDAT,mentang2 jidat anda besar anda mempostkan kata itu?
ReplyDeleteSiapa lo????? Pake nama jangan cuma anonim, kalo emang lo jantan! (wedeh...)
DeleteFYI kuliah perdana itu tidak menyeramkan ternyata!
ReplyDelete